No.108, Donghuan 1st Road, Songhe Community, Longhua Street, Longhua District, Shenzhen, Guangdong, Tiongkok. +86-18620879883 [email protected]
Untuk mengatasi polusi plastik, perusahaan telah mulai menggunakan kemasan ramah lingkungan guna mengurangi kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Salah satu solusi tersebut adalah sistem Bag in Box. Anda mungkin pernah melihat kotak persegi panjang praktis dan ringkas ini yang berisi produk seperti deterjen pencuci pakaian atau bahkan anggur. Namun, mengapa kotak ini istimewa? Bagaimana cara mereka mengurangi limbah plastik lebih banyak dibanding botol plastik tradisional? Mari kita lihat lebih dekat kotak-kotak ini untuk mengetahui bagaimana mereka mengubah dunia kemasan.
Sistem Bag in Box terdiri dari kantong plastik fleksibel yang dikelilingi oleh kotak kardus. Ketika konsumen mengeluarkan produk (seperti anggur atau deterjen pencuci pakaian) dari kantong plastik di dalamnya, kantong tersebut akan mengempis dan mencegah udara masuk ke dalam sistem kemasan. Kotaknya kemudian menjaga kantong agar tidak bengkok dan mempermudah transportasi. Fleksibilitas dan bobotnya yang ringan memudahkan pengemasan serta pengiriman ke pengecer.
Secara tampilan, desain ini mungkin terlihat sederhana, tetapi manfaatnya menjadi jelas bila dibandingkan dengan pilihan botol kaku lain yang tidak fleksibel. Pilihan botol standar dibuat dari HDPE (polyethylene densitas tinggi), yang memerlukan dinding plastik tebal untuk mempertahankan bentuk strukturalnya. Sebaliknya, desain Bag in Box menggunakan kantong dalam yang fleksibel sehingga cangkang luar kotak dapat dibuat dengan berat plastik yang jauh lebih rendah.
Ketika berbicara tentang pengurangan limbah plastik, angka-angka tidak berbohong. Terdapat banyak studi kasus yang menunjukkan efektivitas kemasan Bag in Box. Salah satu contohnya adalah HEX Performance, sebuah merek yang menggunakan kemasan Bag in Box untuk deterjen cairnya. HEX Performance melaporkan pengurangan limbah plastik sebesar 60% per liter dibandingkan dengan botol deterjen HDPE tradisional berukuran 100 ons. Pengurangan signifikan ini dapat dikaitkan dengan konstruksi kantong bagian dalam yang ringan, sehingga memungkinkannya mengandalkan kotak luar sebagai struktur utama alih-alih menggunakan plastik tambahan.
Salah satu contoh paten yang diberikan untuk wadah Bag in Box untuk deterjen cuci pakaian cair menyatakan bahwa desain ini dapat menggunakan hingga 80% lebih sedikit plastik dibandingkan botol polyethylene hasil blow-molding standar yang digunakan di industri. Pengurangan semacam ini sangat penting untuk menyelesaikan masalah limbah plastik global karena semakin jarangnya penggunaan plastik dalam suatu produk, sumber daya produksi menjadi lebih hemat, dan limbah pun terbentuk lebih sedikit.
Selain mengurangi penggunaan plastik, sistem Bag in Box juga memiliki berbagai manfaat lingkungan lainnya. Bentuknya yang ringkas dan desainnya yang efisien berarti membutuhkan lebih sedikit ruang saat diangkut. Dengan bentuk Quad-Seal, kemasan ini dapat ditumpuk lebih rapat di dalam kardus pengiriman, sehingga mengurangi jumlah perjalanan yang diperlukan. Hal ini menghasilkan pengurangan signifikan hingga lebih dari satu perjalanan yang jika dilakukan akan menghasilkan jumlah CO₂ yang cukup besar. Artinya, selain efisien, sistem ini juga menekan biaya logistik, yang merupakan hal positif.
Selain itu, komponen luar kardus sering dibuat dari bahan daur ulang, dan juga dapat didaur ulang. Perusahaan seperti LC Packaging telah berkomitmen secara sadar untuk menggunakan 85% bahan daur ulang dalam kemasan kardus mereka, yang menunjukkan tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dari solusi Bag in Box. Ketika kotak luar diperoleh dari sumber yang bertanggung jawab, dan juga didaur ulang, seluruh sistem mendukung ekonomi berkelanjutan.
Salah satu mitos paling umum adalah bahwa suatu kemasan dianggap ramah lingkungan jika dapat didaur ulang. Namun, penilaian daur hidup menunjukkan bahwa kemasan Bag in Box hampir selalu lebih unggul dibandingkan botol dalam hal pengurangan dampak keseluruhan. Sebagai contoh, sebuah studi perbandingan menunjukkan bahwa Botol Deterjen Keras kalah dalam penggunaan bahan bakar fosil sebesar 58%, emisi gas rumah kaca sebesar 47%, dan konsumsi air sebesar 25% dibandingkan dengan solusi Bag in Box.
Selain itu, kemasan ringan seperti Bag in Box kemungkinan memiliki jejak energi yang lebih rendah sepanjang siklus hidupnya: mulai dari ekstraksi bahan baku, manufaktur, hingga transportasi. Seperti yang ditunjukkan oleh salah satu analisis, kantong menggunakan jauh lebih sedikit energi dibandingkan \\"kotak\\" (meskipun yang sudah didaur ulang) karena bobotnya yang minimal dan bentuknya yang ringkas. Pandangan holistik ini menegaskan bahwa Bag in Box bukan hanya soal mengurangi plastik, tetapi juga mengurangi dampak keseluruhan kemasan terhadap lingkungan.
Versatilitas Bag in Box memungkinkannya terintegrasi ke dalam berbagai sektor. Dalam makanan dan minuman, kemasan ini digunakan untuk anggur, jus, dan sirup, sedangkan di luar makanan mencakup deterjen dan produk perawatan pribadi. Produsen kemasan SACMI menyoroti bahwa teknologi Bag in Box secara optimal memanfaatkan rasio produk terhadap kemasan, sehingga mengurangi biaya logistik dan penggunaan bahan baku.
Dari sudut pandang konsumen, kemasan Bag in Box bersifat ramah pengguna. Keran atau dispenser terintegrasi memudahkan penuang cairan tanpa tumpahan. Kantong bagian dalam yang dapat menciut juga memastikan hampir seluruh produk terpakai. Sistem ini secara efektif mengurangi limbah. Semakin banyak konsumen yang mengutamakan keberlanjutan, sehingga merek-merek yang menggunakan kemasan Bag in Box tidak hanya memperkuat citra merek yang ramah lingkungan, tetapi juga memenuhi permintaan konsumen akan pilihan yang lebih hijau. Aspek Positif Kemasan Berkelanjutan bagi Perusahaan dan Konsumen.
Aspek positif dari kemasan bag in box tidak terbatas. Sebagai contoh, dengan meningkatnya popularitas pilihan kemasan yang berkelanjutan, penggunaan kemasan yang dirancang untuk keberlanjutan menjadi bentuk pemasaran merek sekaligus harapan dari semakin banyak konsumen. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tren dan psikologi konsumen. Dengan menyediakan kantong dan pouch yang mudah diisi ulang, kini merek dapat mengurangi produksi. Menyesuaikan dengan permintaan konsumen terhadap praktik dan kemasan berkelanjutan dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi perusahaan.
Kemajuan terus-menerus dalam film mono-material, yang digunakan pada pouch bagian dalam kotak, meningkatkan daya daur ulang. Banyak merek juga sedang menguji penggunaan bahan yang dapat terurai secara hayati dan dapat dikompos. Kemasan bag in box kemungkinan akan mengalami peningkatan penggunaan secara stabil, seiring dengan meningkatnya daya daur ulang pouch bagian dalam BIB serta tersedianya lebih banyak fasilitas pengomposan.
Penggunaan kotak kardus untuk menampung dan mendistribusikan produk merupakan hal yang klasik. Tantangan yang terus-menerus dapat diatasi dengan kreativitas. Resistensi terhadap perubahan juga menambah kesulitan. Uraikan tantangan-tantangan tersebut untuk meningkatkan penggunaan kotak kardus dalam menampung dan mendistribusikan kemasan.
Sistem Bag in Box merupakan cara realistis untuk terus memberi dampak dalam upaya mengurangi limbah plastik. Hal ini tidak hanya mengurangi penggunaan plastik untuk mengemas produk, tetapi juga mengurangi jarak pengiriman produk sehingga emisi CO2 berkurang. Seiring berkembangnya kemasan botol, produk yang dikemas dengan sistem Bag in Box seharusnya menjadi pilihan utama. Lain kali Anda melihat kemasan seperti ini, ingatlah: Anda sedang membuat keputusan untuk pilihan kemasan yang lebih cerdas.